ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Mantan pejabat Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bernama Carnar, masuk Islam lantaran menemukan fakta-faka ilmiah tentang keajaiban malam Lailatul Qadar dan Ka’bah. Setelah masuk Islam, Carnar kemudian meneliti fenomena mencium Hajar Aswad.
Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Alquran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid, seperti dikutif dari harian Mesir, Al-Wafd mengatakan, setelah masuk Islam, Carnar mengatakan bahwa Hajar Aswad mampu merekam semua orang yang pernah mengunjunginya.
Carner juga mengungkapkan tentang sebagian potongan Hajar Aswad yang pernah dicuri. Setelah 12 tahun diteliti, seorang pakar museum Inggris menegaskan bahwa batu tersebut memang bukan dari planet tata surya Matahari.
Carnar kemudian mendatangi pakar Inggris itu dan melihat sample Hajar Aswad sebesar biji (kacang) hims. Ia menemukan bahwa batu itu memancarkan gelombang pendek sebanyak 20 radiasi yang tidak terlihat ke segala arah. Setiap radiasi menembus 10 ribu kaki. Karena itu, Hajar Aswad mencatat nama setiap orang yang mengunjunginya baik dalam haji atau umroh sekali saja.
Carner menambahkan, batu itu mampu mencatat nama-nama orang yang berhaji dengan radiasi gelombangnya. Bukti ilmiah ini menunjukkan bahwa hadits Nabi Muhammad SAW telah terbukti kebenarannya. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.”
Sabda Nabi ini menegaskan bahwa kota Mekah dimana Ka’bah berada, merupakan pusat bumi, dan penelitian ilmiah membuktikan hal ini.
Kebenaran dari sabda Nabi tersebut dibuktikan oleh astronot berkebangsaan Amerika yang menjadi orang pertama menginjakkan kakinya di bulan, Neil Amstrong.
Ketika Amstrong sedang melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet bumi, ia berkata, “Planet bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya?”
Selain Amstrong, astronot lain juga menemukan fakta bahwa planet bumi mengeluarkan semacam radiasi, yang kemudian diketahui sebagai medan magnet. Penemuan ini sempat mengguncang NASA. Temuan ini sempat dipublikasikan melalui internet. Namun dihapus setelah 21 hari tayang. Website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya, seolah memang sengaja dihapus demi kepentingan tertentu.
Kendati demikian, keberadaan radiasi itu tetap diteliti, dan akhirnya diketahui kalau radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tempat dimana Ka’bah berada. Yang lebih mengejutkan, radiasi tersebut ternyata bersifat infinite alias tidak berujung.
Hal ini terlihat ketika para astronot mengambil foto planet Mars. Radiasi dari Ka’bah tersebut masih tetap terlihat. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
0 Response to "Subhanallah!! Pemimpin NASA Ini Masuk Islam Setelah Teliti Keajaiban Ka’bah, Inilah Kaeajaiban Ka'bah yang Membuat Mantan Nasrani Ini Memeluk Islam"
Post a Comment